SKETSA MACBETH
Unit pelajaran ini, dibangun dan diajarkan oleh Ms. Marget Jakson untuk tingkat SMA. Saya mempunyai pengalaman pertama mengajar shakspeare kepada siswa yakni ketika saya telah memutuskan untuk benar-benar menerapkan apa yang dipandang sebagai teks kesusastraan kepada mereka. Pilosopi pendidikan menggambarkan bahwa teks kesusastraan itu didasarkan atas asumsi siswa yang bersifat tantangan baik dalam memahami maupun dalam menghargai sastra itu sendiri. Ternyata hal ini, sebagian besar tidak relevan dengan kondisi khusus mereka.
Menurut saya, bahwa kesusastraan yang bagus adalah hak asasi setiap orang , mak tidak membutuhkan kerelevansian dengan kondisi siswa karena akan menimbukan ganguan ekesternal siswa itu sendiri. Terlebih, cara anak belasan tahun dari rancangan-rancangan mereka sendiri dapat melahirkan shakpeare selengkap frofesor di perguruan tinggi.
Pada mulanya saya merasa was-was terhadap kemampuan berbahasa. Banyak siswa kamampuan membacanya berada dibawah level kelas 5 dan kesulitan dalam menulis kalmiat koheren. Tetapi mereka mempunyai sedikit masalah dan keluhan yang sedikit lebih jauh dari mahasiswa saya. Saya menyadari bahwa siswa-siswa ini menggambarkan b’ing dalam bentuk yang banyak agar sempurna melebihi pengetahuan mereka. Sebuah novel moderen tidak dapat dipahami oleh mereka. Sebagai drama abad (6) mereka juga mengerti karakter dan motivasi Macbeth secara langsung. Dunia yang mereka tinggali kemiripan yang mencolok dengan abad 11 Skotlalndia. Di dua tempat, jika seseorang memperoleh cara dari ambisi seseorang, dia mungkin memperoleh pisau tajam.
Saya merasa ragu oleh jumlah tekanan beban jiwa untuk menguraingi jumlah waktu pada unit ini. Pengalaman umum saya yaitu jika Matbech tidak diselesaikan pada hari natal, saya tidak akan mendapat orang yang romantis sampai sebelum ujian bulan mei. Bagaimanapun siswa ini buru mengajukan perlawanan yang pasti.dan saya tidak dapat mengupas unit ini kurang dari 5 minggu. Jadwal ini diperhitungkan di bawah 1 minggu pertemuan, pada akhir pertemuan review dan tes.
PART 1
Pada tujuan utama dari unit 5, minggu ini adalah bahwa siswa-siswa akan belajar untuk melihat kerelevansian sastra seperti Macbeth ke dalam kehidupan masing-masing. Tujuan keduanya adalah agar siswa mengingat detail aspek yang penting tentang permainan/sandiwara (seperti, even-even khusus, karakter, dan hubungannya).
URAIAN
Pada tujuan utama, prase kata kerjanya adalah “melihat kerelevansian” dan prase kata bendanya adalah “kegiatan sastra pada kehidupan mereka masing-masing”. Untuk melihat kerelevansian itu, mungkin nampak bahwa siswa-siswa akan membandingkan karakter-karakter dan iven-iven atau kejadian-kejadian dalam sandiwara dengan karakter-karakter dan iven-iven dari pengalaman mereka masing-masing. Pada table 5.1 (lihat kembali pada bagian kaper) membandingkan adalah sebuah proses berfikir atau ingin tahu di dalam kategori pemahaman. Berkenaan dengan prase kata benda, penekanannya adalah kegiatan kesusastraan yang Macbeth jadikan sebagai salah satu contoh. Karena “kegiatan kesusastraan” merupakan kategori menulis. Pengetahuan kagiatan kesusastraan adalah pengetahuan konseptual. Slanjutnya karena kegiatan kesusastraan mengandung konsep-konsep seperti karakter, alur, dan seting (tempat dan waktu). Pengetahuan konsep-konsep tersebut juga dikelompokkan sebagai pengetahuan konseptual. Macbeth adalah kegiatan kesusastraan khusus. Dalam Macbeth terdapat bebeapa karakter khusus, alur khusus, dan seting khusus. Pengetahuan kekhususan tersebut disebut pengetahuan factual (berdasarkan fakta).
Karena tujuan kedua dengan jelas menekankan aspek-aspek dai kegiatan kesusastraan khusus, kami mengelompokkannya sebagai remember factual knowledge. Tujuan yang lain adalah menganjurkan perhatian guru lebih umum lagi. Maka dari itu,kami mengelompokkannya sebagai understand conceptual knowledge. Tingkatan-tingkatan tujuan ini dalam table taxonomi ditunjukkan dalam table 9.1
BAGIAN 2 : KEGIATAN BELAJAR
Pengenalan Kegiatan
Hari pertama saya memfokuskan pada apa yang saya pertimbangkan dari konsep utama kegiatan. Saya meletakan kata “ambisi”, “godaan”, dan “takut” pada papan dan membagi kelas-kelas ke dalam 3 kelompok. Individu pada setiap kelompok diminta untuk menulis selama 5 menit tentang satu dari tiga kata tersebut. Mereka mengerti dengan sangat cepat bagaimana ambisi dapat membantu atau menggangu seseorang, bagaimana godaan dapat dilawan, dan bagaimana takut dapat ditangani dan ditaklukan. Ini membawa kapada sebuah ketidakpahaman dari Macbeth.
Saya kemudian berkata kepada siswa-siswa bahwa shakeespeare akan menghadapi atau memperlakukan penonton yang luar biasa bermacam-macam yang perhatiannya sulit ditangkap.....untuk lebih jelasnya anda dapat mndownload artikel lengkapnya secara gratis disini