2. SEJARAH.
3. ISI AJARAN.
Tarekat ini melarang murid-muridnya menunjungi makam Syeikh-syeikh terdekat dan tidak diperbolehkan merangkap menjadi anggota tarekat lainnya. Selain itu ungkapan Syeikh Ahmad yang mengatakan “Barang siapa yang mengamalan tarekat ini tidak akan masuk neraka selamanya, semua anak-anaknya, kedua orang tuanya serta istrinya turut bersama masuk surga. Mereka masuk surga secara bersamaaan tanpa melalui hisab dalam golongan pertama.
Kontroversi itu timbul di terima dipicu oleh klaim al-tijani sendiri sebagai khatim al-auliya, yang menerima talqin secara barzakhi langsung dari rosulullah, dan sikap ekslusif tarakat ini, yang melarang murid-muridnya mengunjungi barang syaikh-syaikh tarekat dan merangkap menjadi anggota tarekat lainnya, demikian pula kehadiran tarekat tijaniah di Indonesia menimbulkan pertentangan diantara para ahli tarekat di Indonesia.
Karena tidak ada criteria umum dan patokan baku tentang kemuktabaran tarekat yang disepakati oleh para ahli tarekat, maka sangat wajar terjadi perselisihan dalam menilai kemuktabaran tarekat, demikian halnya dalam kasus polemic kemuktabaran tarekat tijaniyah, secara umum, amalan zikir dalam tarekat tijaniyah terdiri dari tiga unsure pokok, yaitu istigfar, shalawat, dan haillah. Inti ajaran zikir dalam tarekat tijaniyah adalah sebagai upaya mengosongkan jiwa dari sifat-sifat lupa terhadapa Allah dan mengisinya secara terus menerus dengan menghadirkan jiwa kepada Allah melalui zikir terhadap zat, sifat-sifat, hokum-hukum perbuatan allah. Zikir tersebut mencakup dua bentuk, zikir bi al-lisan dan zikir bi al-qalb
Kontroversi itu timbul di terima dipicu oleh klaim al-tijani sendiri sebagai khatim al-auliya, yang menerima talqin secara barzakhi langsung dari rosulullah, dan sikap ekslusif tarakat ini, yang melarang murid-muridnya mengunjungi barang syaikh-syaikh tarekat dan merangkap menjadi anggota tarekat lainnya, demikian pula kehadiran tarekat tijaniah di Indonesia menimbulkan pertentangan diantara para ahli tarekat di Indonesia.
Karena tidak ada criteria umum dan patokan baku tentang kemuktabaran tarekat yang disepakati oleh para ahli tarekat, maka sangat wajar terjadi perselisihan dalam menilai kemuktabaran tarekat, demikian halnya dalam kasus polemic kemuktabaran tarekat tijaniyah, secara umum, amalan zikir dalam tarekat tijaniyah terdiri dari tiga unsure pokok, yaitu istigfar, shalawat, dan haillah. Inti ajaran zikir dalam tarekat tijaniyah adalah sebagai upaya mengosongkan jiwa dari sifat-sifat lupa terhadapa Allah dan mengisinya secara terus menerus dengan menghadirkan jiwa kepada Allah melalui zikir terhadap zat, sifat-sifat, hokum-hukum perbuatan allah. Zikir tersebut mencakup dua bentuk, zikir bi al-lisan dan zikir bi al-qalb
4. METODE-METODE.
5. KESIMPULAN. & DAFTAR PUSTAKA