Pages

ALAM PEMIKIRAN ISLAM TRADISIONAL DAN KRITIK ATAS DUNIA MODERN

BAB I
PENDAHULUAN
Seluruh agama yang ada dimuka bumi ini pasti menghendaki agar umatnya dapat berpegang teguh pada tradisi agamanya. Namun, tidak berarti bahwa doktrin ini harus ditafsirkan sebagai pengkrangkengan agama terhadap berbagai inovasi umat manusia untuk menciptakan kemajuan. Setiap agama pasti menghendaki agar umatnya bisa maju dan bisa memberdayakan segala potensi yang dimilikinya, namun tidak dengan kemudian tercerabut dari nilai-nilai sakral yang telah digariskan dalam ajaran agamanya.

Peradaban barat modern merupakan perdaban yang secara materi telah berhasil membawa umat manusia ketingkat kemajuan dan keberhasilan secara materi. Peradaban modern telah berhasil membuktikan eksistensi manusia sebagai makhluk lebih unggul ketimbang makhluk manapun di bumi ini. Namun, seperti apa yang telah dikatakan oleh seorang filosof dari India yang ditujukan kepada salah seorang pemikir barat;” Sudah cukup baik, kalian terbang tinggi di udara bagai burung, kalian telah menyelam ke dasar laut seperti ikan. Namun kalian sama sekali tidak berjalan baik di muka bumi seperti layaknya manusia !”. Pernyataan ini memang banyak benarnya karena dalam banyak sisi, peradaban barat telah menorehkan berbagai keberhasilan dan kemajuan. Namun, berbagai kemajuan tersebut yang dicapai ternyata tidak cukup untuk lebih memposisikan manusia sebagai manusia. Manusia malahan seperti kehilangan identitas kemanusiaanya dan kini nilai manusia sudah dalam posisi yang sudah sangat “menyedihkan” karena kini manusia bisa diatur oleh seperangkat peralatan mekanik yang diciptakannya sendiri.

Peradaban modern juga semakin menggelapkan hati manusia dan semakin menempatkan posisi manusia dalam kemajuan semu belaka. Apa yang telah menjadi keberhasilan manusia modern tidak lantas kemudian semakin mendekatkan manusia pada Tuhan yang secara hakikat ada dibelakang segala keberhasilan umat manusia, kemajuan peradaban modern justru telah menggiring manusia pada kesombongan. Dan puncak dari kesombongan itu adalah klaim bahwa manusialah yang telah menjadikan segala keberhasilan yang selama ini dicapai, sementara Tuhan tidak memiliki andil apapun. Malahan banyak diantara mereka yang kemudian karena kesombongan dan karena tertipu paham rasionalisme dan materialisme berkesimpulan bahwa Tuhan adalah sesuatu yang absurd.

Keyakinan atau aqidah adalah unsur yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Ia merupakan referensi bagi suatu tindakan, dalam arti bahwa sebelum seseorang melakukan suatu perbuatan, dia hampir selalu menimbang dengan keyakinan yang dimilikinya. Keyakinan ini pula yang kemudian melandasi gerak perjuangan sayyed Hossein Nasr. Keyakinannya yang kuat bahwa apa yang menjadi landasan kemajuan bukanlah semata harus berlandaskan nilai-nilai material, telah mendorong ia untuk banyak mengkritik peradaban barat yang ia nilai hanya sebagai peradaban yang semu. Malahan Nasr merasa khawatir terhadap semakin menonjolnya kecenderungan umat Islam yang lebih mengiblat terhadap peradaban barat dan telah melupakan akar budayanya.

Nasr merasa sangat khawatir kalau hal tersebut dibiarkan maka bisa meracuni pemikiran umat Islam. Maka Nasr merasa perlu untuk menyadarkan umat Islam untuk kembali pada nilai-nilai luhur tradisi Islam yang telah terbukti berhasil menjadi mercusuar kemajuan umat Islam dalam berbagai bidang. Nasr kemudian banyak menggelorakan semangat untuk kembali pada nilai-nilai tradisi Islam, atau apa yang sering ia sebut sebagai Islam tradisi. Islam tradisi merupakn perwujudan kehidupan beragama yang tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Qur’an dan Hadit’s, tanpa mengeliminasi semangat untuk mengejar kemajuan dunia. Bila peradaban barat bisa melahirkan banyak orientalis, dan sejumlah banyak ilmuan, mengapa Islam tidak bisa melahirkan lebih banyak lagi oksidentalisme, dan ilmuan terkemuka agar bisa menandingi atau bahkan mengungguli peradaban barat.

Semangat pembaharuan yang digelorakan ini kemudian kita lebih mengenal sebagai tajdidd, yaitu semangat perubahan tanpa merubah nilai-nilai tradisi yang sudah sedemikian mapan. Dengan semangat pembaharuan ini diharapkan umat Islam bisa lebih bersaing dengan perdaban barat, tanpa harus melupakan atau menghilangkan nilai-nilai transenden. Karena, bila peradaban barat meninggalkan tradisinya maka mereka memiliki kemungkinan untuk maju secara lebih pesat secara materi. Namun, bila umat Islam meninggalkan tradisi Islam untuk mengejar kehidupan materi, maka yang akan didapatkan adalah kehancuran dan kenestapaan.